Menjadi Hamba Rabbani – “Definisi Rabbani”

Sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu mendefinisikan makna kata rabbaniyah, agar kita tahu posisi kita darinya.

Ibnu Katsir dalam an-Nihayah fi Gahribil-Hadits berkata, “Ar-Rabbani berasal dari kata rabb, dengan tambahan alif dan nun di belakangnya sebagai bentuk mubalaghah (tingkat berlebihan)”.

Dalam Lisanul ‘Arab disebutkan, “Ar-Rabbani adalah hamba yang mempunyai pengetahuan tentang Tuhan. Dia adalah ulama yang mengajarkan ilmu yang ringan-ringan sebelum ilmu yang sulit-sulit. Dia adalah seorang ulama yang mantap ilmu dan agamanya”.

Imam al-Qurthubi dalam tafsir al-Jami’ liahkamil-Quran menulis, “Ar-Rabbani adalah penisbatan kepada ar-Rabb. Dia adalah orang yang mengajarkan ilmu yang ringan-ringan sebelum yang berat. Dia adalah ulama ahli agama yang mengamalkan ilmunya”.

Dan beberapa definisi di atas, kita tahu bahawa dalam bahasa, rabbaniyah merupakan penisbatan kepada Allah swt. Oleh karena itu, sebagaimana orang menisbatkan dirinya kepada negeri atau marganya, seperti Mishri `berkebangsaan Mesir’, Syami `berkebangsaan Syam’ dan sebagainya, ada juga sekelompok orang yang disebut dengan rabbaniyyun, yakni mereka yang telah merealisasikan syarat-syarat untuk menisbatkan dirinya kepada Allah swt.

Adapun secara istilah, arti rabbani—sebagaimana dikatakan oleh Abu Hamid al-Ghazali—adalah orang yang dekat dengan Allah. Ada pun hamba yang paling rabbani adalah hamba yang paling dekat dengan Allah.

Dr Majdi Al-Hilali

This entry was posted in Menjadi Hamba Rabbani, MUTIARA DA'WAH. Bookmark the permalink.

Leave a comment